Upaya peningkatan kesejahteraan penduduk di negara berkembang telah mendorong terjadinya perubahan gaya hidup yang ditandai dengan kurangnya aktivitas fisik serta asupan cenderung tinggi energi dan rendah serat. Serat merupakan komponen penting dalam bahan pangan, terutama dalam menjaga kesehatan dan keseimbangan fungsi sistem pencernaan, mencegah penyakit kanker usus dan membantu menurunkan berat badan. Hasil penelitian Hardoko (2008) menunjukkan bahwa serat rumput laut (Eucheuma cottonii) dalam bentuk gel pada konsentrasi 15% dari jumlah ransum mampu menormalkan darah hiperkolesterolemia tikus wistar. Rumput laut (Eucheuma cottonii) dengan kandungan serat pangan, mineral dan komponen lainnya dapat dikembangkan menjadi produk yang digemari masyarakat contohnya jelly drink.
Jelly drink yang ada di pasaran umumnya menggunakan karagenan (sebagai pembentuk gel), pemanis, pewarna, pengawet dan perasa sintetik serta kandungan gizi yang rendah sehingga perlu pengembangan produk sebagai contoh pemanfaatan rumput laut dan Spirulina untuk meningkatkan nilai gizinya. Rumput laut tidak hanya berfungsi sebagai pembentuk gel tetapi juga menambah kandungan gizi produk yaitu mineral, vitamin dan komponen bioaktif, sedangkan Spirulina dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami jelly drink.
Spirulina merupakan mikro alga dengan dinding sel lembut yang terbentuk dari gula dan protein. Estrada et al. (2001) menunjukkan bahwa Spirulina mengandung 62% protein, antioksidan, dan mengandung fikosianin yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula jelly drink berbasis rumput laut (Eucheuma cottonii) dan Spirulina platensis yang dapat diterima oleh panelis dan membandingan karaktesistik jelly drink yang ditambah Spirulina hasil kultur dengan formula terbaik jelly drink Spirulina komersial.
Protein dan aktivitas antioksidan menjadi kriteria yang digunakan dalam pemilihan formula terbaik. Spirulina tidak hanya memiliki kandungan protein yang tinggi, tetapi juga memiliki komponen aktif seperti antioksidan. Peningkatan konsentrasi Spirulina mengakibatkan peningkatan kadar protein jelly drink. Aktivitas antioksidan jelly drink meningkat dengan semakin tingginya konsentrasi Spirulina yang ditambahkan. Perbedaan konsentrasi Spirulina tidak memberikan pengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan jelly drink Spirulina dapat dikatakan sangat lemah karena nilai IC50 lebih dari 200 ppm. Bahan digolongkan sebagai antioksidan sangat kuat apabila nilai IC50 kurang dari 50 ppm, kuat apabila nilai IC50 antara 50-100 ppm, sedang apabila nilai IC50 antara 100-150 ppm, lemah apabila nilai IC50 antara 150-200 ppm.
Jenis Spirulina yang ditambahkan tidak memberikan pengaruh berbeda nyata (p<0,05) terhadap kadar abu. Kadar abu pada jelly drink berasal dari rumput laut dan spirulina. Kadar abu yang cukup tinggi pada jelly drink spirulina mengindikasikan bahwa minuman ini memiliki kandungan mineral yang cukup tinggi. Mineral yang terkandung dalam Eucheuma cottonii meliputi Na, K, Ca, Mg Fe, Zn, Cu dan iodium dan mineral yang terkandung dalam Spirulina platensis yakni Na, K, Ca, Mg, Fe, Cd, Cr dan Cu. Mineral dibutuhkan tubuh sebagai zat pembangun dan pengatur. Konsumsi jelly drink spirulina yang memiliki kandungan mineral tinggi ini dapat membantu mencukupi kebutuhan konsumsi mineral.
Kandungan lemak dalam jelly drink spirulina berkisar antara (0,15-0,45)% (bk). Lemak merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein. Lemak tersusun atas lemak tidak jenuh dan lemak jenuh. Spirulina mengandung berbagai asam lemak tidak jenuh yang baik untuk kesehatan. Hasil penelitian Tokusoglu dan Onal (2003) menunjukkan bahwa spirulina mengandung γ-linolenat acid (GLA) yang bermanfaat bagi penderita hiperkolesterolemia, alpha-linolenic acid (ALA), linolenicacid (LA), eicosapentaeonic (EPA), docosahexaenoic acid (DHA), dan arachidonic acid (AA). Konsumsi jelly drink spirulina yang mengandung EPA, DHA dan GLA diharapkan dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan konsumen.
Protein memiliki peranan penting bagi tubuh. Protein merupakan sumber gizi utama dan memberikan sifat fungsional yang penting dalam membentuk karakteristik produk pangan misalnya pengental, pengemulsi, pembentuk gel, pembentuk buih dan lain-lain. Jelly drink spirulina kultur dan jelly drink kontrol memiliki kandungan protein lebih rendah dibandingkan jelly drink spirulina komersial. Jelly drink yang ditambahkan spirulina memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan jelly drink yang beredar di pasaran. Minuman jelly drink yang beredar dipasaran tidak mencantumkan komposisi gizi yang terdapat dalam minuman tersebut. Minuman jelly drink yang beredar di pasaran memiliki kandungan protein yang lebih rendah dibandingkan jelly drink spirulina, diduga karena bahan-bahan yang digunakan tidak berpotensi mengandung protein. Kandungan serat pangan pada jelly drink berkisar antara (21,89-23,38)% (bk). Jenis spirulina memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap kadar total serat pangan (Tabel 3). Uji lanjut Duncan menunjukan bahwa jelly drink spirulina berbeda nyata dengan jelly drink kontrol, hal ini menunjukkan bahwa spirulina memiliki kandungan serat pangan. Serat dapat mencegah timbulnya penyakit divertikular, kanker kolon, wasir, obesitas, diabetes melitus dan konstipasi, memperlambat pergerakan sisa makanan dalam saluran pencernaan tetapi tidak mengakibatkan penumpukan sisa makanan.
Jenis spirulina yang ditambahkan tidak memberikan pengaruh berbeda terhadap aktivitas antioksidannya, hal ini menunjukkan bahwa rumput laut yang digunakan juga memiliki aktivitas antioksidan. Hasil penelitian Hardoko (2008) menunjukkan bahwa Eucheuma spinosum memiliki komponen antioksidan berupa fitol dan skualena. Aktivitas antioksidan dari ekstrak Eucheuma spinosum dengan pelarut etil asetat dengan IC50 sebesar 4741,5 ppm. Produk jelly drink komersial tidak mencantumkan informasi mengenai aktivitas antioksidan dan apabila terdapat aktivitas antioksidan diduga berasal dari antioksidan sintetik misalnya BHT. Jelly drink spirulina memiliki aktivitas antioksidan yang rendah, tetapi berasal dari sumber yang alami sehingga lebih aman untuk dikonsumsi.
Jelly drink spirulina kultur dan komersial dengan serving size 200 g dapat menyumbangkan energi 92 kkal dan 79 kkal. Jelly drink spirulina kultur maupun komersial dapat dijadikan sebagai minuman pembuka ataupun penutup dan tidak termasuk dalam menu utama. Konsumsi satu cup jelly drink dengan serving size 200 mL setara dengan meminum 2 kapsul suplemen spirulina. Dosis anjuran konsumsi suplemen Spirulina yang diproduksi oleh PT. Trans Pangan Indospina adalah dua kapsul/hari sehingga dianjurkan untuk mengonsumsi jelly drink spirulina tidak lebih dari 2 cup/hari. Pembatasan konsumsi ini karena spirulina mengandung asam nukleat dan purin. Jittanoonta et al. (1999) menyatakan maximum tolerable daily intake (MTD) dari spirulina adalah 4,33 g/kg berat badan yang dihitung berdasarkan acceptable daily intake asam nukleat yakni 2,6 g/orang. Konsumsi suplemen Spirulina sebanyak 10 tablet/hari masih diperbolehkan karena di dalam 10 tablet (20 g Spirulina murni) tersebut hanya mengandung 1,2 g asam nukleat.
Formula jelly drink berbasis rumput laut (Eucheuma cottonii) dan spirulina komersial terpilih berdasarkan uji kepentingan adalah jelly drink dengan penambahan spirulina komersial 0,4%. Jenis Spirulina (kultur dan komersial) yang ditambahkan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat kesukaan panelis dan juga aktivitas antioksidan, namun memberikan pengaruh nyata terhadap kadar protein. Jelly drink spirulina kultur 0,4% menyumbangkan energi lebih besar yakni 92 kkal dibandingkan dengan jelly drink spirulina komersial 0,4% yakni 79 kkal.
Nama: Andi Iswah
NIM: 14/365814/PN/13752
Kelas: DPKP F
Kelompok/Golongan: Kelompok 7 / A.3.1
ANALISIS ARTIKEL CYBER EXTENSION
BalasHapusNama : Jelia Aji Putri Islami
NIM : 15/378197/PN/14003
Golongan : A3.1
Kelompok : 9
a. Adakah nilai penyuluhan
• Sumber Teknologi / ide : Penggunaan Rumput laut dan Spirulina untuk pembuatan Jelly Drink
• Sasaran : konsumen yakni masyarakat umum atau penduduk di negara berkembang
• Manfaat : untuk meningkatkan asupan serat masyarakat atau penduduk di negara berkembang
• Nilai Pendidikan : nilai gizi rumput laut (Eucheuma cottonii) dan Spirulina platensis
b. Sebutkan dan Jelaskan nilai berita yang terkandung dalam artikel
1. Timelines : merupakan tulisan baru (di posting Minggu, 28 Agustus 2016)
2. Proximity : Rumput laut (Eucheuma cottonii) dengan kandungan serat pangan, mineral dan komponen lainnya dapat dikembangkan menjadi produk yang digemari masyarakat contohnya jelly drink.
3. Importance : Rumput laut tidak hanya berfungsi sebagai pembentuk gel tetapi juga menambah kandungan gizi produk yaitu mineral, vitamin dan komponen bioaktif, sedangkan Spirulina dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami jelly drink.
4. Policy : Jelly drink spirulina memiliki aktivitas antioksidan yang rendah, tetapi berasal dari sumber yang alami sehingga lebih aman untuk dikonsumsi.
5. Prominance : Hasil penelitian Tokusoglu dan Onal (2003) menunjukkan bahwa spirulina mengandung γ-linolenat acid (GLA) yang bermanfaat bagi penderita hiperkolesterolemia, alpha-linolenic acid (ALA), linolenicacid (LA), eicosapentaeonic (EPA), docosahexaenoic acid (DHA), dan arachidonic acid (AA). Konsumsi jelly drink spirulina yang mengandung EPA, DHA dan GLA diharapkan dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan konsumen.
6. Consequence : Jenis spirulina yang ditambahkan tidak memberikan pengaruh berbeda terhadap aktivitas antioksidannya, hal ini menunjukkan bahwa rumput laut yang digunakan juga memiliki aktivitas antioksidan.
7. Conflict : Upaya peningkatan kesejahteraan penduduk di negara berkembang telah mendorong terjadinya perubahan gaya hidup yang ditandai dengan kurangnya aktivitas fisik serta asupan cenderung tinggi energi dan rendah serat.